aku tak dapat mereka kata
betapa aku mencintai jiwamu
© frettyaulia, 2008
August 26, 2008
June 27, 2008
my body continue aches
My body still aches.
Yesterday was like a drop of bliss.
I treasure each seconds, most of your graceful benign touch.
It felt so out of place, lay awake without your cigarette’s breath.
I woke up and pictured your reflection on my mirror.
I walked to the kitchen with my mind inside the shelter of your single bed.
I smelled my fingers your fingers.
We could have shared the same womb.
Like inseparatable twin, you get me, I breathe you.
I am you in a diverse set of torso, brain and heart.
You are me in an opposite set of lungs, kidney and pupils.
Life is pretty dazing as God's witty humor.
You said life is keeping breathing.
I can not breathe without you.
For that reason, it had to be you.
My body continue aches.
© frettyaulia 11.11.07
Yesterday was like a drop of bliss.
I treasure each seconds, most of your graceful benign touch.
It felt so out of place, lay awake without your cigarette’s breath.
I woke up and pictured your reflection on my mirror.
I walked to the kitchen with my mind inside the shelter of your single bed.
I smelled my fingers your fingers.
We could have shared the same womb.
Like inseparatable twin, you get me, I breathe you.
I am you in a diverse set of torso, brain and heart.
You are me in an opposite set of lungs, kidney and pupils.
Life is pretty dazing as God's witty humor.
You said life is keeping breathing.
I can not breathe without you.
For that reason, it had to be you.
My body continue aches.
© frettyaulia 11.11.07
'Eli, 'Eli Lamah Syebaqtani
Baru kusadari semuanya mereka penuh dengan drama
Mereka menolak untuk pintu terbuka bagi khalayak ramai
Mereka mengaku mereka demokrat, ah untuk siapa?
Mereka ber-Tuhan, katanya, tapi apa yang aku lihat?
Dedikasi penuh hanya untuk leluhur bukan Tuhan
Mereka sering berkata aku anak Tuhan, bukan kepunyaan mereka
Tapi mereka tak meyakininya, untuk apa jadinya?
Aku marah dengan ketidak-tegasan mereka
Sementara mereka memvonis aku hukuman penalti
Aku kecewa dengan mereka
Sementara mereka tidak menganggap ada hatiku yang kecewa
Aku berusaha berjuang, dan berdoa
Tapi untuk apa kalau dimata mereka itu dosa?
Apalah artinya diriku ini kalau secuil luka tak kau pahami?
Tak bisakah kalian berusaha untuk melihat dari kacamataku?
Tak bisakah hidup ini tidak hanya terdiri oleh warna-warna kalian?
Aku remuk, hancur, dan tak berguna
Aku hidup terpenjara oleh keinginan kalian semata
Aku seperti boneka..
Aku letih selalu berusaha membuat kalian tersenyum,
Sekarang bolehkah kalian merestui aku yang tersenyum?
Sekali ini saja..
Oh Tuhan, tolong aku
© frettyaulia, 22.10.07
Mereka menolak untuk pintu terbuka bagi khalayak ramai
Mereka mengaku mereka demokrat, ah untuk siapa?
Mereka ber-Tuhan, katanya, tapi apa yang aku lihat?
Dedikasi penuh hanya untuk leluhur bukan Tuhan
Mereka sering berkata aku anak Tuhan, bukan kepunyaan mereka
Tapi mereka tak meyakininya, untuk apa jadinya?
Aku marah dengan ketidak-tegasan mereka
Sementara mereka memvonis aku hukuman penalti
Aku kecewa dengan mereka
Sementara mereka tidak menganggap ada hatiku yang kecewa
Aku berusaha berjuang, dan berdoa
Tapi untuk apa kalau dimata mereka itu dosa?
Apalah artinya diriku ini kalau secuil luka tak kau pahami?
Tak bisakah kalian berusaha untuk melihat dari kacamataku?
Tak bisakah hidup ini tidak hanya terdiri oleh warna-warna kalian?
Aku remuk, hancur, dan tak berguna
Aku hidup terpenjara oleh keinginan kalian semata
Aku seperti boneka..
Aku letih selalu berusaha membuat kalian tersenyum,
Sekarang bolehkah kalian merestui aku yang tersenyum?
Sekali ini saja..
Oh Tuhan, tolong aku
© frettyaulia, 22.10.07
oh Bunda..
Ada setetes air mata menoreh hati
Layaknya pisau yang tajam
Menancapkan ujungnya kedalam relung relung jiwa
Layaknya bara panas api tungku air
Meninggalkan jejak terbakar di kulit pintu akal budi
Oh Bunda, seperti inikah rasanya?
Berjuang untuk cinta..
*unfinished*
© frettyaulia, 15.10.07
Layaknya pisau yang tajam
Menancapkan ujungnya kedalam relung relung jiwa
Layaknya bara panas api tungku air
Meninggalkan jejak terbakar di kulit pintu akal budi
Oh Bunda, seperti inikah rasanya?
Berjuang untuk cinta..
*unfinished*
© frettyaulia, 15.10.07
Esok
Ada buku dibawah tempat tidurku.
Terlantar bersama sepatuku.
Aku duduk termenung melihat angin.
Senyap, seakan Tuhan telah menculik seluruh manusia.
Hanya aku dan dirinya dalam angan.
*
© frettyaulia, 15.10.07
Terlantar bersama sepatuku.
Aku duduk termenung melihat angin.
Senyap, seakan Tuhan telah menculik seluruh manusia.
Hanya aku dan dirinya dalam angan.
*
© frettyaulia, 15.10.07
Subscribe to:
Posts (Atom)